Prabunews.com – Kasus stunting tahun 2022 di Kota Bandung menurun dari 9.567 balita atau sebesar 8,93 persen di tahun 2020 menjadi 7.568 atau sebesar 7,59 persen.
Presentase tersebut diketahui berdasarkan hasil analisis situasi pada aksi 1 konvergensi stunting tahun 2022.
Penurunan angka stunting 1,34 persen atau sebanyak 1.999 balita di Kota Bandung dari tahun 2020 ke tahun 2021.
Kendati demikian, Kota Bandung saat ini belum terbebas dari masalah stunting meski terdapat percepatan penganganan stunting yang baik.
Hal ini lantaran masih ada sekitar 7,59 persen balita yang mengalami kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis tersebut.
Berdasarkan hasil analisa situasi kinerja tahun 2021, diketahui pola asuh dan perilaku masyarakat dalam keluarga masih menjadi faktor utama penyebab stunting di Kota Bandung.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebut, setidaknya terdapat 56 keluarahan yang akan ditetapkan menjadi lokasi fokus prioritas stunting hingga tahun 2023. Namun pencegahan dan penanganan stunting tidak hanya dikhususkan pada lokasi itu saja.
Melainkan menjadi prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan perangkat daerah pada tahun 2022 dan 2023 untuk semua kelurahan di Kota Bandung,” lanjut Yana.
Untuk itu, kepala perangkat daerah harus memahami dan memetakan situasi stunting sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Sehingga perangkat daerah yang menjadi penanggungjawab aksi konvergensi stunting dapat melakukan tugas sesuai dengan fungsinya.
Adapun upaya tim percepatan penurunan stunting atau TPPS untuk nantinya melibatkan seluruh OPD terkait.
Terkait penganggaran, hitungan ideal setiap OPD menganggarkan 5 persen untuk stunting, sementara untuk kewilayahan 10 persen.