I Wayan Tampad Selenggarakan Upakara Melaspas, Mohon Keselamatan Pada Sang Hyang Widhi

NEWS656 Dilihat

I Wayan Tampad didampingi I Made Simbrig yang mewakili orang tuanya.

BADUNG – I Wayan Tampad, salah seorang warga Banjar Teguan, Desa Punggul, Kecamatan Abian Semal, Badung, Minggu (17/7) menyelenggarakan Upakara Melapas, bertempat di Pelinggih yang ada di kediamannya.

Acara yang berlangsung khidmat dengan adanya iringan musik khas Bali, serta lantunan doa-doa sesuai ajaran agama Hindu, dihadiri kalangan warga masyarakat setempat dan juga Ida Ratu Bedande Putra Dalem Gemiten serta Ida Pendita Griya Sigaran.

google.com, pub-1005788564829701, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Setiap warga masyarakat Bali, tampaknya tidak bisa lepas dari apacara atau upakara tersebut. Karena acara Melaspas merupakan suatu keharusan untuk dilakaksanakan seusai mendirikan bangunan gedung, pelinggih, merajan, pura, dan sebagainya.

Seperti diketahui, upakara Melaspas adalah budaya leluhur yang terus dipertahankan di Pulau Dewata ini. Sebelum seseorang menguni atau menggunakan pelinggih, maka terlebih dahulu harus menyelenggarakan upakara pemelaspasan terlebih dahulu. Begitu juga ketika akan menempati bangunan atau gedung baru, upakara tersebut, juga tidak bisa ditinggalkan.

Ida Ratu Bedande Putra Dalem Gemiten disela-sela acara kepada ‘Prabu News’ mengatakan, tujuan dari diselenggarakannya upakara tersebut, tidak lain untuk memohon keselamatan kepada Sang Hyang Widhi. Baik keselamatan untuk diri sendiri, keluarga, negara, maupun dunia seisinya.

“Keselamatan untuk diri sendiri dan keluarga misalnya, supaya selalu dilindungi oleh Sang Hyang Widhi ketika menempati gedung baru, sehingga dirinya dan keluarga selalu sehat. Apabila ada yang sakit, bisa segera sembuh dan tidak sakit lagi. Serta dalam kehidupannya selalu diberi jalan yang benar”, tuturnya.

Begitu juga keselamatan untuk negara, antara lain agar para pejabat pemerintah terhindar dari fitnah serta berbagai kendala lainnya. “Sekarang ini zamannya fitnah. Itulah sebabnya, kalangan instansi pemerintah, sebaiknya juga ikut serta menyelenggarakan upacara seperti ini, agar para pejabatnya terhindar dari fitnah dan bisa mengurus negara dengan baik”, tandas Ida Ratu Bedinda, Putra Dalem Gemiten.

Begitu pula dengan warga masyarakat Bali sambungnya, hendaknya wajib menyelenggarkan kegiatan ini, sehingga tubuh selalu sehat dan senantiasa dilindungi oleh para Dewa dan Tuhan Semesta Alam.

Sementara Ida Pendita Griya Sigaran kepada awak media juga menyatakan, kegiatan upakara tersebut juga untuk menselaraskan hubungan antar manusia dengan Sang Pencipta. Yakni, sebagai ungkapan rasa terimakasih atas karunia yang diperoleh dari Sang Hyang Widhi Wasa dan direstui pula oleh para leluhurnya.

Begitun pula dengan Kelian Adat Banjar Teguan, Desa Punggul juga menyatakan, bahwa Upakara Melaspas merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap warga yang menganut agama Hindu. Kalau tidak dilaksanakan, dikhawatirkan nantinya akan terjadi hal-hal diluar akal sehat. Dan bisa saja ada karma tidak baik yang akan menimpa keluarga tersebut.

“Di dalam Awig-awig adat juga telah termaktub dan sudah dibudayakan oleh para leluhur pendahulunya”, kata I Gusti Ketut Wedastra mewakili keluarga besar I Wayan Tampad menambahkan.

 

8 hari

Sementara I Made Simbrig, yang mewakili orang tua I Wayan Tampad mengungkapkan, upacara Karya Piodalan ini diselenggarakan selama 8 hari berturut-turut. Yakni, pada 14 Juni 2022 dengan acara Ngawit nanceb ngatur piuning.

Selanjutnya pada 3 Juli acara Mepinunas, 5 Juli acara Mekarya sangganan nyamuh, dan pada 8 Juli diselenggarakan Ngulapan tetangunan pasang orti. Sementara pada 13 Juli diadakan acara Nunas tirta sami, Ngingsah, Penetegan, dan Nyangkep karang.

Pada 14 Juli diadakan acara Mepade ACI wewalungan, dan Minggu (17/7) diselenggarakan upacara Melaspas, Meracu Rsi Gana, Mendem Pedagingan, Memendak ke Pura Dalem, dan Merajan Gede. Terakhir, pada Senin (18/7) akan diselenggarakan puncak karya, Ngawit kebeji, dan Ngaturan piodalan.

Pertunjukkan Tari Topeng dibawakan oleh remaja Desa Punggul.

Acara yang berlangsung penuh rasa kekeluargaan itu, juga dimeriahkan dengan penampilan Tari Topeng yang dibawakan oleh tiga orang remaja warga setempat. (Hr)

 

Keterangan foto:

I Wayan Tampad didampingi I Made Simbrig yang mewakili orang tuanya.

Alunan doa dibawakan oleh para tokoh masyarakat Desa Punggul.

Ida Pandita Griya Sigaran sedang berdoa di depan sesaji.

Pertunjukkan Tari Topeng dibawakan oleh remaja Desa Punggul.