Wet Land Cisurupan, Potret lain tentang “ Kaguyuban Warga Bandung”

HUKUM, Prabu PROGRAM395 Dilihat

Bandung, prabunews.com – Satu anugerah yang diberikan oleh Tuhan YME kepada bangsa ini adalah hadirnya iklim yang sangat seimbang, selain kemarau, curah hujanpun menjadi bagian dari penyeimbang iklim itu sendiri.

Sejatinya manakala kemarau panjang datang idealnya negeri ini tidak akan tedampak oleh kesulitn air, kar pada saat musim penghujan air telah dikirimkan oleh Tuhan YME.

Pada kondisi kekinian ternyata hal tersbut hampir kurang belaku mengingatbud warga bangsa ini padamusim hujan tiak pernah berusaha menabung air melalui danau-danau retensi, sumur resapan, lubang biopori atau melalui gerkan menanam pohon yang bermuara menjadi tempat bersemayamnya air.Sehingga yang terjadi pada musim hujan mengakibatkan banjir, sementara pada musim kemarau kekeringan.Masalah yang diakibatkan dari musibah banjir atau kekeringan akan dirasakan menjadi beban bagi sebagian warga, termasuk menyentuh masalah ekonomi, sementara lain yang menjadi efek domino dari musibah ekologis itu bisa menyentuh kepada masalah psikologis yaitu semakin tinggi tingkat stress warga.
Bencana ekologis baik banjir ataupun krisis air menjadi tantangan bagi semua kota besar di Indonesia, tidak terkecuali Kota Bandung.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas pada beberapa bulan terakhir ada sebuah potret bagus tentang usaha dan upaya bersama dalam mencegah banjir yang beberapa waktu terakhir singgah di kota ini, yaitu hadirnya gerakan bersama berbentuk Kolaborasi membangun gerakan menabung ai hujan melalui pembangunan danau-danau resapan dan sumur resapan dengan tehnik Drum Pori.

Program gotong royong warga kota Bandung ini, yang dilaunchingkan oleh Mang Oded selaku Walikota Bandung, digawangi oleh Dinas Pekerjaan Umum ( DPU ) Kota Bandung, DLHK, DPKP3, Dinas Pendidikan Kota Bandung dan Provinsi Jabar, Kodam III Siliwangi, serta mengadakan kolaborasi dengan Forum Silaturahmi Sekolah Adiwiyata ( FORSSA ) Jabar, Gerakan 1000 kebun, Sekolah-sekolah, baik SD, SMP, SMA dan SMK yang ada di Kota Bandung.Hal lain yang menjadi ciri Gerakan kebersamaan adalah hadirnya keterlibatan relawan lingkungan.

Salah satu karya yang telah hadir yaitu Pembuatan area resapan dan penampungan tabungan air di daerah Cisurupan,Kecamatan Cibiru yang dikemas dengan nama “ Wet Land Cisurupan “.Karya ini terus ditata dan dilakukan pengembangan agar bisa menghadirkan sebuah potret yang tidak hanya bicara tentang nilai fungsi tetapi juga memiliki nilai wisata edukasi.Area We Land ini sendiri menempati tanah milik Pemerintah Kota Bandung dengan luas 10 ha.

Kedepannya kami berharap selain upaya yang sedang dilakukan dan diupayakan oleh semua pihak yang terlibat di progam ini, kepedulian masyarakat tehadap gerakan kepedulian lingkungan menjadi bagian penting termasuk gerakan untuk membuat sumur resapan di wilayah dan sekitar rumahnya masing-masing dan satu hal yang tidak kalah penting adalah gerakan penglolaan sampah ( plus tidak membuang sampah sembarangan ), tukas Pa Didi Ruswandi, Kadis Pekerjaan Umum Kota Bandung.

Agenda yang sedang dilakukan sampai saat ini yaitu Gerakan menanam dan perawatan pohon Volume 1 tepatnya dilaksakan pada hari sabtu 7 September 2019, yang melibatkan semua unsur SKPD termasuk beberapa sekolah diantaranya SDN CIgagak, SMPN1, SMPN 9, SMPN 18, SMPN 27, SMPN 4, SMP Darul Hikam dan SMKN 9,SMA BPPK Bandung, SMPN 55dn SMP BPK PENABUR Holis termasuk Mahasiswa Magister Landskap dan IALI.

Gerakan menanam inipun akan terus dilaksanakan berlanjut ke volume 2 dan seterusnya, yang diagendakan dilaksanakan setiap hari Sabtu.Semoga semua usaha yang dilakukan menjadi bagian dari solusi atas permasalahan lingkungan yang ada di kota ini.( Ditulis oleh Kang Amat )