Yayasan Hati Harapan bersama Komunitas Asia Afrika Gagas Bandung Jadi Capital City of Asia Afrika


Prabunews.com –  Dedikasi Kota Bandung dalam Konferensi Asia Afrika salah satunya ialah menjadi tempat untuk memperingati KAA  tersebut melalui serangkaian acara.

Bandung sendiri merupakan tuan rumah Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Dari pertemuan ini pun melahirkan Dasasila Bandung.

Kendati demikian, acara peringatan Konferensi Asia Afrika yang utama justru bukan diadakan di Bandung, melainkan di Jakarta.

Hal itu lantaran potensi kapasitas international yang dibutuhkan kurang memadai, sehingga pemerintah lebih memilih memusatkan acara di Jakarta.

“Konferensi harus di Bandung, Bandung sebagai ibu kotanya dan Bandung barus berdiri bangunan-bangunan sebagai manifestasi KAA,” demikian ujar Ketua Komunitas Asia Afrika, Lilim taufik.

Untuk itu Yayasan Hati Harapan bersama Komunitas Asia Afrika menginisiasikan bahwa  Bandung menjadi Capital City of Asia Afrika.

Inisiasi ini mengacu pada salah satu hasil Konferensi Asia Africa pada saat itu, yakni Dasasila Bandung. Yang mana dalam poin 9 menyatakan bahwa ” Memajukan Kepentingan Bersama dan Kerja Sama.”

Tak hanya sampai di peringatan Konferensi Asia Afrika saja, namun dibutuhkan pula perwujudan yang nyata sebagai manifestasi dari konferensi tersebut.

“Penggagas Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 jelas mengatakan bahwa tidak puas dan cukup jika hanya pada  tatanan Konferensi saja, melainkan perlu adanya wujud yang  nyata dari hasil konferensi itu yakni dalam bentuk kegiatan kemanusiaan,” ujar Lilim.

Kegiatan yang dimaksud yakni Hotel 55 Asia Afrika, Universitas Asia Afrika, Rumah Sakit Asia Afrika, serta Taman Mini Asia Afrika.

Bandung, menurut Lilim, jelas memiliki potensi yang besar sebagai wadah dalam mewujudkan itu semua.

“Potensi Asia Africa di Kota Bandung bisa dikembangkan melalui ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial, seni budaya,” ujarnya

Hal itu bisa terwujud asalkan semua pihak baik dari masyarakat, stake holder maupun lintas sektor mampu bekerja sama demi membangun dan memajukan Bandung sebagai manifestasi dari Capital City of Asia Africa.

Sebagai pemuda, misalnya, mempunyai peranan dalam mewujudkan inisiasi ini.

“Pemuda pemudi di Kota Bandung harus bangkit untuk membantu merealisasikan, meng up perwujudan ini,” kata Lilim.

Pemuda yang dimaksud, menurut dia, yakni pemuda yang berdaya saing, loyalitas, dan, berdedikasi tinggi.

Lilim mengatakan bahwa inisiasi ini pun sudah di apresiasi oleh beberapa Kementrian, Universitas, hingga Wali Kota.

Dengan mewujudkan inisiasi ini Yayasan Hati Harapan memiliki beberapa program. Salah satunya terkait pendanaan.

“Mengacu kepada mereka-mereka yang tidak terstruktur dan tidak ada legalitasnya. Jelas ini merupakan sebuah karya dan hakikat nyatanya,” ujar Lilim.

Program pendanaan tersebut guna membantu peran masyarakat dalam mendapatkan finansial. Pun modal yang dimiliki masyarakat nantinya akan terlindungi lantaran terdapat legalitas dari segi pajak hukumnya.

Disamping itu, sisa dana yang terkumpul juga akan disalurkan pada aspek sosial seperti pemerdayaan masyarakat.

Jika inisiasi ini bisa terlampaui yang mana momentumnya berada di situasi yang pas, maka keberadaan Asia Africa di Bandung dari segi progres serta grafiknya akan terus meningkat.