Kabar Sutradara Lakukan Kekerasan di Lokasi Syuting Seret Andibachtiar Yusuf, Ada Apa?

NEWS, ARTIKEL, HIBURAN720 Dilihat

Prabunews.com – Topik Andibachtiar Yusuf belakangan ini menjadi perbincangan netizen usai dikabarkan melakukan dugaan kekerasan terhadap kru perempuan di lokasi syuting.

Topik itu muncul dari unggahan akun Instagram Juandini. Ia menyebut salah satu anak buahnya menerima kekerasan fisik dari seorang sutradara yang tidak disebut namanya.

“Dia menyebut dirinya ‘SUTRADARA TERGANTENG’,” tulis Juandii.

Juan juga mengataka kejadian tersebut terjadi saat proses syuting.

“APA PANTES LAKI2 MENAMPAR & MENDORONG PEREMPUAN???? BUKAN HANYA MENAMPAR & DORONG, TAPI JUGA KATA-KATA KASAR % DIDENGAR SAMA RATUSAN CREW & EXTRAS DI HARI ITU,” lanjutnya lagi.

Insiden ini kemudian berujung pada PHK dari Paragon Pictures serta pendepakan Andibachtiar Yusuf dari asosiasi sutradara Indonesia atau Indonesian Film Directors’ Club (IFDC).

Paragon Pictures

Tak lama setelah itu, CEO Paragon Pictures Robert Ronny meminta maaf atas kabar dugaan kekerasan dalam lokasi syuting pada salah satu proyek yang digarap perusahaannya.

Ia juga mengumumkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja dengan terduga pelaku kekerasan.

“Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment selalu berusaha menciptakan lingkungan kerja yang aman,” tulisnya dalam pernyataan resmi di media sosial, Rabu (31/8).

“Sehubungan dengan adanya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seorang individu, kami mengecam tindakan tersebut dan mengambil langkah tegas untuk memutuskan hubungan kerja dengan individu yang bersangkutan,” lanjutnya.

Asosiasi Sutradara Indonesia

Melalui keterangannya, IFDC resmi mengeluarkan Andibachtiar Yusuf terkait kasus ini.

“Setelah melakukan penilaian menyeluruh atas kasus kekerasan yang beredar melalui akun instagram @juandini, kami menyatakan telah mengeluarkan sutradara Andibachtiar Yusuf dari keanggotaan IFDC,” tulis akun @ifdclub, Kamis (1/9).

IFDC menyebut pihaknya menolak dengan tegas segala bentuk kekerasan apapun yang dilakukan stradara dalam proses produksi film di Indonesia.

“IFDC menolak segala bentuk kekerasan kerja dalam proses berkarya dan dalam peran sutradara di ekosistem perfilman Indonesia. Kami bersimpati dan berpihak kepada korban serta mendukung proses yang dipilihnya,” tulis IFDC lagi.

Andibachtiar Yusuf Buka Suara

Menanggapi kabar soal dirinya, Andibachtiar Yusuf pun akhirnya memberikan pernyataan resmi yang diunggah ke media sosial pada Jumat (2/9).

Dalam keterangan itu, Andibachtiar Yusuf yang kerap di sapa Ucup, menceritakan apa yang terjadi hingga muncul insiden kekerasan.

Ia menyinggung permasalah extras atau pemeran figuran yang diduga menjadi penyebab kekerasan di lokasi syuting.

“Suatu hari kami merasa kekurangan figuran dan saya merasa permintaan akan jumlah serta seperti apa pakaian mereka sudah terdata setidaknya H-2 sebelum produksi.”

“Saya pernah memaksakan syuting dengan jumlah figuran terbatas, hasilnya buruk dan tentu saja nama saya ada dalam tekanan dan catatan. Makanya, saya memaksa untuk menggenapi jumlah sesuai kesepakatan,” cerita Ucup.

“Saya kesal dan memaksa talent coordinator (sebut saja “kru”) untuk melengkapi jumlah, saya dorong agar menjauh karena saya sangat kesal.”

Ia pun menegaskan bahwa yang ia lakukan hanya mendorong bukan menampar kru yang bersangkutan.

“Sebagai orang yang percaya bahwa kekerasan sebaiknya hanya terjadi di film aksi, saya yakin betul bahwa adalah DORONGAN yang saya lakukan, bukan TAMPARAN,” klarifikasi Andibachtiar Yusuf.

Setelah kejadian itu, kata Ucup, proses syuting berlanjut kembali sampai seorang ayah menghampirinya dan komplain lantaran tidak terima anaknya mendapat kekerasan di lokasi kerja.

“Saya ingat betul saat itu selain tentu menyampaikan maaf, saya juga bilang bahwa, ‘Mungkin dorongan saya terlalu keras, saya minta maaf.’ Si bapak tampaknya tidak terima,” ujar Ucup.

Bapak itu memaksa untuk terus berbicara kepada Ucup. Namun, ia menilai harus menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu sehingga memilih “mengabaikannya dan kembali memaksa tim untuk kembali bekerja.”

Ia kemudian mengatakan proses produksi serial Catatan Akhir Sekolah selesai pada 29 Agustus.

Tak lama setelah itu muncul lah kabar soal dugaan kekerasan di lokasi syuting yang menyeret nama Andibachtiar Yusuf.