Prabunews.com – Yayasan Kemanusiaan Asia Afrika (YKKA) dan Yayasan Hati Harapan mengungkapkan sederat program kolaborasi yang dijalankan keduanya dalam podcast Prabunews edisi Creative City Forum, Minggu (6/11).
Berkolaborasi, Yayasan Hati Harapan diketahui sebagai jembatan finansial YKKA.
“Karena kebetulan visi dam misi kami sama. Sama-sama bergerak di bidang kemanusiaan juga,” kata Manajer Yayasan Hati Harapan, Nandi dalam podcast.
Selain itu, Yayasan Hati Harapan juga akan memberi masukan kepada YKKA untuk kedepannya, baik soal program bersama atau lainnya.
”Dalam hal kemanusiaan ini kita harus memiliki hati dan jiwa yang besar ya tentunya,” ujar Nandi.
“Misalnya pada 28 oktober, yakni hari sumpah pemuda. Nah bagaimana pemuda pemudi kita bisa menentukan masa depan indonesia ke depan,” Ia melanjutka.
Maka dari itu, menurut Nandi, harus dipersiapkan sumber daya manusia yang sesuai dengan bidangnya masing masing.
“Dari hal kecil misalkan dengan staf kita itu kebetulan anak muda. Dari situ keliatan bagaimana sikap mereka. Atau bisa direkomendasikan dari YKKA ataupun komunitas lainnya,” terangnya.
Dalam Podcast, mereka juga menjelaskan soal donasi yang masuk kepada YKKA maupun Yayasan Hati Harapan.
“Disini kita hanya sebagai pencatat, sebagai intervensir. Nantinya yang memegang semua uangnya adalah bank. Jadi kita itu sebenarnya tidak memegang uang cash,” kata Bendahara YKKA, Tedi.
Sehingga, seperti pembayaran dan apapun terkait dana akan diatur oleh bank.
“Karena ini kan amanah ya. Jadi kita akan mempertanggung jawabkan perihal siapa orang yang mendonasikan dan kepada siapa harta itu ditujukan,” ujarnya.
Disamping itu, mereka sebagai pelaksanaan pembangunan akan melibati beberapa instansi pemerintahan seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Ya intinya kembalikan lah pada ahlinya,” kata Tedi.
Begitu juga dengan program-program yang dibuat atau yang dijalankan seperti pendidikan hingga pelatihan.
Manajer Operasional YKAA, Iwan Purwanto menjelaskan bahwa hal tersebut nantinya akan disingkronkan dengan Yayasan Hati Harapan.
Kemudian program kesehatan juga turut dijalankan seperti klinik, ambulance hingga relawan tenaga nakes yang pensiun.
“Nah tenaga nakes itu kan ada yang sudah usia pensiun, kita perdayakan disitu,” ujar Ketua YKKA, Lilik Taufiq.
Disamping itu, berbagai sektor akan terus dikembangan dan diperdayakan. Seperti pertanian, perikanan hingga UMKM
“Ya tentu kita akan memfasilitasi. Disini juga kita perlu merubah pola pikir. Kita tidak boleh asal judge sana sini, sementara solusi tidak ada. Jangn sampai seperti itu,” tuturnya.
Maka dari itu, kolaborasi antara YKKA dengan Yayasan hati harapan ini dapat diwujudkan melalui problem solving yang adadi masyarakat
Dalam posdcast, Lilim turut menceritakan bagaimana kondisi sumber daya alam di Indonesia.
“Seperi yang kita tahu, indonesia saat ini masih impor untuk barang barang tertentu. Sementara SDA yang ada di indonesia ini sangat kaya,” kata dia.
Lilim pun memberi pesan untuk tetap membuka sarana komunikasi untuk mewujudkan program-program humanity dari kolaborasi antara YKKA dengan Yayasan Hati Harapan.
Begitu juga dengan sinergitas seluruh stakeholder hingga berbagai pihak pendidikan untuk bahu membahu mendukung perwujudan.
“Harapannya, Bandung sebagai pencetus Konferensi Asia Afrika 1955 bisa diwujudkan melalui pembangunan serta proyek-proyek ke depannya,” pungkas Lilim.
Pada akhirnya, perwujudan ini semua akan berimbas pada kesejahteraan bangsa di Asia-Afrika khususnya di indonesia sendiri.
Hadir dalam Podcast Prabunews Lilim Taufiq selaku Ketua YKKA, Iwan Purwanto selaku Manager Operasional YKKA, Nandi selaku Manager Yayasan Hati Harapan, Tedi selaku Bendahara YKKA, serta Ricky selaku Bendahara Yayasan Hati Harapan.